Minggu, 02 Juni 2013

Surat Nariyah


Surat Nariyah

اللهم صل صلاة كاملة، وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد الذى تنحل به العقد، وتنفرج به الكرب، وتقضى به الحوائج، وتنال به الرغائب، وحسن الخواتم وسيتشقى الغمام بوجهه الكريم، وعلى أله وصحبه فى كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك
Allohumma sholli ’sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman ‘ala sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa tuqdho bihil hawaaiju wa tunalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa yustasqol ghomamu biwajhihil kariem wa ‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lumin laka
Artinya :
Ya Alloh berilah sholawat dengan sholawat yang sempurna dan berilah salam dengan salam yang sempurna atas penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala ikatan, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala kesenangan, semua diakhiri dengan kebaikan, hujan diturunkan, berkat dirinya yang pemurah, juga atas keluarga dan sahabat-sahabatnya dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas sebanyak hitungan segala yang ada dalam pengetahuanMU.



Salah Seorang kiyai Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta menulis sebuah artikel tentang sholawat Nariyah, yang mana jika seorang muslim tidak memiliki pemahaman Ilmu yang benar, maka bisa jadi ia akan terpengaruh oleh syubhat yang dilontarkannya, dimana ia mengatakan bahwa “shalawat Nariyah”, adalah salah satu bacaan yang sangat popular di kalangan kaum muslimin, baik di desa maupun di kota, Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan, maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan Shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.
Berikut ini adalah bacaan shalawat Nariyah:

اللهم صل صلاة كاملة، وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد الذى تنحل به العقد، وتنفرج به الكرب، وتقضى به الحوائج، وتنال به الرغائب، وحسن الخواتم وسيتشقى الغمام بوجهه الكريم، وعلى أله وصحبه فى كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك

yang artinya adalah, Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.

Dalam kitab Khozinatul Asror halaman 179 dijelaskan, bahwa “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah, karena jika umat Islam mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai, maka mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat Nariyah ini sebanyak 4444 kali, kemudian tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat bi idznillah.”
Selain itu, imam Dainuri mengatakan bahwa : Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat Fardhu sebanyak 11 kali, serta digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping itu, ia akan mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”

Demikianlah apa yang difahami oleh sebagian besar kaum muslimin di negri ini, dan mungkin diantara kita pun ada yang pernah membaca shoalwat ini. Dan sebenarnya membaca sholawat adalah hal yang sangat disunnahkan oleh Rasulullah, akan tetapi kita sebagai kaum muslimin hendaknya tidak begitu saja seta merta meyakini apa yang diucapkan oleh seseorang, sekalipun yang berkata adalah seorang Kiyai. Kita harus mencari tahu mengenai kebenaran perkataan tersebut.
Nah untuk mengetahui apakah benar Shalawat Nariyah yang dibaca sebanyak 4444 kali itu dapat mendatangkan rizki dan solusi atas problem hidup yang sulit dipecahkan?
Berikut ini akan kami ulas secara tuntas.

Menurut Kiyai Mahrus Ali, ternyata sumber dan asal-usul shalawat Nariyah ini tidak diketahui, padahal beliau telah menelaah buku dan kitab hadits, fiqih, dan tasawuf. Dengan demikian maka jelaslah bahwa sholawat Nariyah adalah sholawat bid’ah yang jika dilakukan maka pelakunya akan diancam dengan Nar alias neraka.
Selain itu, jika kita perhatikan Dari segi isi shalawat, maka akan kita temukan banyak sekali kekeliruannya, terutama pada lafadz-lafadz yang artinya: “.. Yang dengannya, maksudnya dengan (Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam) maka segala ikatan menjadi lepas, dengannya segala kesulitan akan lenyap, dan dengannya segala keinginan akan tercapai, dengannya pula segala kebutuhan akan terpenuhi.”.
Dengan demikian jelaslah bahwa Menurut shalawat tersebut, yang melepaskan ikatan, kesulitan dan mengabulkan segala keinginan adalah Rasulullah, bukan Allah.

Hal ini jelas mengandung kesyirikan dan bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Dimana Allah subhanahu Wata'ala berfirman dalam surat Yunus ayat 31, yang artinya: “Katakanlah: ‘Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab: ‘Allah.’ Maka katakanlah ‘Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”
Kemudian dalam ayat yang lainnya, Allah subhanahu Wata'ala berfirman dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra’d ayat14, yang artinya:
“Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.”

Demikianlah ayat-ayat yang sangat jelas, bahwasanya hanya Allah subhanahu Wata'ala lah yang berhak dan mampu melepaskan berbagai kesulitan dan mengabulkan permohonan, bukan Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam, sebab beliau shalallahu'alaihi wa sallam hanyalah manusia biasa yang diberi kelebihan oleh Allah subhanahu Wata'ala dibanding manusia lainnya.
Namun bukan berarti kita anti-shalawat. Kita tetap harus bershalawat pada Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 56, yang artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”
Selain itu, di dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi dan Nasa’i, Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bersholawat untukku.”

Inilah dalil-dalil yang sangat kuat, yang menunjukan bahwa kita diperintahkan untuk bersholawat kepada Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam, Akan tetapi hendaknya kitapun mengilmui bagaimana Cara ber-shalawat yang benar kepada Rasulullah, yakni harus sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah kepada para sahabatnya. Dan salah satu bentuk bacaan sholawat yang paling singkat adalah dengan mengucapkan “Shalallahu ‘Alaihi Wassalam”.

Semoga bermanfaat.. :(^_^)..


DO’A DAN DZIKIR



DO’A DAN DZIKIR
SETELAH SHALAT FARDHU

Telah menjadi kebiasaan Rasulullah r setelah mengucapkan salam pada setiap shalat fardhu beliau beristighfar tiga kali, kemudian mengucapkan:
(( اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الجَلاَلِ وَالإِكْرَام لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، اللهمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الجدُّ مِنْكَ  الجَدِّ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الحَسَنُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ ))
“Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Pemberi Sejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan, Engkau Pemberi barakah, wahai pemilik Keagungan dan Kemuliaan. Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah, yang Esa tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kekuasaan dan segala pujian, dan Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Ya Allah tiada seorangpun yang mampu menghalangi terhadap pemberian-Mu dan tidak ada pula yang dapat memberi sesuatu yang Engkau halangi, dan tidak ada manfaat kekayaan seseorang dari siksa-Mu,  tidak ada upaya dan kekuatan kecuali dari Allah, tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah, dan tidaklah kami beribadah kecuali kepada-Nya, hanya milik-Nya kenikmatan, keutamaan dan sanjungan yang baik. Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah dengan rasa ikhlas kami beribadah kepada-Nya walaupun orang-orang kafir benci”.
Kemudian membaca tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali:
Maha suci Allah:سُبْحَانَ اللهِ
Segala puji bagi Allah: الْحَمْدُ ِللهِ
Allah Maha Besar: اللهُ أَكْبَرُ
Kemudian digenapkan yang keseratusnya dengan ucapan:
(( لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ))
“Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kekuasaan dan segala pujian dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa”
Dilanjutkan dengan membaca ayat kursi:
 
 “Allah tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa idzin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang di kehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung”. (QS. Al Baqarah: 255).
Kemudian membaca surat Al-ikhlas
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi M Penyayang".
“Katakanlah: “Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah adalah Ilah Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dan tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
Kemudian membaca surat Al Falaq:

 “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya dan dari kejahatan malam apabila telah datang gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus buhul-buhul. Dan hari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki".
Lalu membaca surat An-Nas

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
"Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, Rajanya manusia, Sesembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari jin dan manusia”.
Dan disunnahkan mengulang sampai tiga kali untuk tiga surat yang terakhir, khusus setelah shalat subuh dan shalat maghrib. Hal ini berdasarkan hadits shahih dari Nabi r.
Di samping itu, sesuai dengan sunnah Nabi r pada setiap selesai shalat maghrib dan subuh, juga disunnahkan membaca dzikir di bawah ini 10 kali:
(( لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ  يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ))
 “Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya kekuasaan dan segala pujian. Ia yang menghidupkan dan yang mematikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu”.  (HR. Muslim).
Apabila ia seorang imam, sesudah mengucapkan istighfar tiga kali, dan mengucapkan: “Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta ya dzal jalali wal ikram” disunnahkan mengubah posisi duduk menghadap kepada jama'ah. Setelah itu barulah ia melanjutkan dzikir sesuai dengan yang dijelaskan di atas. Ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits-hadits yang cukup banyak dari Aisyah radhiallahu 'anha dalam riwayat Muslim. Semua do’a dan dzikir tersebut hukumnya sunnah bukan wajib.

from:
IslamHouse.com
 
ABDUL AZIZ BIN ABDULLAH BIN BAZ
عبدالعزيز بن عبدالله بن باز
Penerjemah : ABU IBRAHIM SUWITO
ترجمة: أبو إبراهيم سوويتو
Murajaah :
MUHAMMADUN ABD HAMID, MA
DR.MUH.MU’INUDINILLAH BASRI, MA
FIR'ADI NASRUDDIN ABDULLAH, LC
ERWANDI TARMIZI
Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah
 المكتب التعاوني للدعوة وتوعية الجاليات بالربوة بمدينة الرياض
1428 – 2007

MEMBERI SALAM, MENJAWAB ORANG BERSIN DAN DO’A UNTUK ORANG SAKIT


عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَّ r: أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟, قَالَ: (( تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ ))
“Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al 'Ash y, ia menuturkan; pernah ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi r: “Ajaran Islam yang manakah yang paling baik?. Rasulullah r menjawab: ”Kamu memberi makan dan kamu mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal ataupun yang belum kamu kenal”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Abu Hurairah t berkata: “Rasulullah r pernah bersabda:
(( لاَ تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا, وَلاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا. أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ))
“Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidak sempurna iman kalian sehingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu hal yang apabila kalian mengerjakannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian". (HR. Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah t, bahwa Rasulullah r bersabda:
(( خَمْسٌ تَجِبُ لِلْمُسْلِمِ عَلَى أَخِيْهِ: رَدُّ السَّلاَمِ وَتَشْمِيْتُ الْعَاطِسِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ  ))
“Lima hal yang diwajibkan terhadap seorang muslim kepada saudaranya sesama muslim; menjawab salam, mendo'akan orang yang bersin, memenuhi undangan, mengunjungi orang yang sakit dan mengikuti jenazah (sampai ke pemakamannya)". (HR. Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah t dari Nabi r, beliau bersabda:
(( حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصُحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ ))
“Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada enam: Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam kepadanya, apabila ia mengundangmu penuhilah undangan itu, apabila ia minta nasihat kepadamu maka nasihatilah dia, dan apabila di bersin dan mengucapkan "Al Hamdu lillah", maka ucapkanlah "Yarhamukallah", apabila ia sakit maka jenguklah dan apabila ia mati maka ikutilah (antarkanlah jenazahnya sampai ke kuburnya)". (HR. Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah t dari Nabi Muhammad r bersabda:
(( إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْعَطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ. فَإِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ فَحَقَّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ، وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ، فَإِذَا قَالَ: هَاءَ ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ ))
“Sesungguhnya Allah U cinta kepada bersin dan benci menguap. Apabila salah seorang di antara kamu bersin dan mengucapkan "Al Hamdulillah" maka menjadi hak atas setiap muslim yang mendengarnya untuk bertasymit (mengucapkan "Yarhamukallah"). Adapun menguap tak lain adalah dari syaitan, maka hendaknya dicegah sedapat mugkin. Apabila seseorang yang menguap dengan mengucapkan ha ha maka syaitan akan tertawa”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah t dari Nabi Muhammad r bersabda:
(( التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ ))
“Menguap adalah dari syaitan, maka apabila salah seorang dari kamu menguap maka hendaknya ia mencegahnya sedapat mungkin”. (HR. Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudry t, ia berkata: bersabda Rasulullah r :
(( إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيْهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْهُ ))
“Apabila salah seorang di antara kamu menguap, maka hendaknya ia menutup mulutnya dengan tangannya, karena syaitan akan masuk darinya”. (HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah t, ia berkata:
(( إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ وَلْيَقُلْ: اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوْهُ أَوْ صَاحِبُهُ: يَرْحَمُكَ اللهُ، فَإِذَا قَالَ: يَرْحَمُكَ اللهُ, فَلْيَقُلْ : يَهْدِيْكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ ))
“Apabila salah seorang di antara kamu bersin dengan mengucapkan "Al Hamdu Lillah", maka hendaknya saudaranya atau temannya mengucapkan "Yarhamukallah", maka hendaknya ia katakan (kepada temannya tadi) "Yahdikumullah wa yuslihu baalakum”. (HR. Bukhari).
Abu Musa Al- Asy’ari t berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah r bersabda:
(( إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتُوْهُ فَإِنْ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ فَلاَ تُشَمِّتُوْهُ ))
“Apabila salah seorang di antara kamu bersin dengan mengucapkan tahmid kepada Allah U (bacaan Al hamdu lillah) maka ucapkanlah kepadanya tasymit (bacaan Yarhamukallah) akan tetapi jika ia tidak mengucapkan tahmid, maka kalian jangan mengucapkan kepadanya tasymit” (HR. Muslim).

Semoga bermanfaat...

MJP center/ Semarmbangun Kayangan
http://bintangbuana.blogspot.com 
 
 
from:
IslamHouse.com
 
ABDUL AZIZ BIN ABDULLAH BIN BAZ
عبدالعزيز بن عبدالله بن باز

Penerjemah : ABU IBRAHIM SUWITO
ترجمة: أبو إبراهيم سوويتو
Murajaah :
MUHAMMADUN ABD HAMID, MA
DR.MUH.MU’INUDINILLAH BASRI, MA
FIR'ADI NASRUDDIN ABDULLAH, LC
ERWANDI TARMIZI

Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah
 المكتب التعاوني للدعوة وتوعية الجاليات بالربوة بمدينة الرياض
1428 – 2007